Minyak limbah yang juga sering disebut Miko (Minyak Kotor) sering dijumpai di banyak pabrik bahkan dengan jumlah yang besar. Dengan banyaknya Miko di limbah, malah ada yang menganggapnya sebagai keuntungan karena dapat menggaji karyawan hanya dengan menjual Miko.
Miko itu bersumber dari 2 titik, yaitu tingginya oil losses di heavy phase dan spillage. Heavy phase decanter atau Separator tidak terkontrol mengakibatkan tingginya oil loss yang masuk ke dalam kolam limbah.
Banyaknya tumpahan-tumpahan (spillage) mengakibatkan tingginya oil loss yang masuk ke limbah.
Jika pabrik masih menjual minyak sebagai Miko (bukan sebagai CPO), maka pabrik tersebut dianggap tidak efisien, kecuali dengan tujuan dan alasan tertentu.
Oleh Posma Sinurat – ASA Consulting